Pesona Wisata Pancur Aji Sanggau

Posted by Unknown 08 Juni 2009 2 komentar
Air terjun Kabupaten Sanggau terletak ditengah – tengah Propinsi Kalimantan Barat memiliki luas wilayah 12.857 Km atau 12.47% dari luas seluruh Propinsi Kalimantan Barat. Sehingga Kabupaten Sanggau memiliki banyak potensi wisata, terutama wisata alam dengan beragam tumbuhan, satwa liar dan jutaan rahasia lainnya.

Salah satu tempat wisata alam yang menjadi kebanggaan Kabupaten Sanggau adalah kawasan wisata Panjur Aji. Terletak tidak jauh dari pusat kota Sanggau kawasan wisata Panjur Aji menawarkan wisata alam dengan kawasan hutan lindung yang banyak terdapat flora langka seperti Kayu Tengkawang, taman anggrek, Kebun binatang seperti orang utan, buaya, aneka burung termasuk burung enggang khas Kalimantan.

Panjur Aji juga menawarkan wisata pesona air pegunungan seperti sungai Merobu, Engkuli, bayu, Kenian, Setapang, Mongan dan Sungai Mawang. Arus sungai yang cukup deras merupakan salah satu tantang yang menarik untuk dijelajahi.

Objek wisata Pancur Aji terdapat beberpa lokasi wisata diantaranya keindahan alam, keaslian hutan yang menawarkan kesegaran alami.



Baca Selengkapnya ....

Tari Dara Juanti Tarinya Kerajaan Sintang

Posted by Unknown 17 April 2009 0 komentar
Tari " Dara Juanti"
Tarian ini merupakan sebuah tari kolosal yang diangkat dari sejarah kerajaan sintang, yang menceritakan seorang putri raja yang di pingit ketika memasuki usia remaja. Putri Dara Juanti adalah sosok putri yang cantik jelita yang lembut tutur katanya dan santun budi pekertinya, sehingga membuat dayang-dayang saling berebutan untuk ikut menghibur putri ketika berada dalam pingitan. Namun sebelum masa pingitan selesai di jalani, sang putri harus keluar di karenakan sang ayah meninggal dunia, sedangkan sang kakak sudah pergi merantau ke tanah jawa sehingga tampuk pemerintahan di kerajaan Sintang di jalani oleh Putri Dara Juanti.
Penampilan perdana di Keraton Yogyakarta, pada Festival Keraton Nusantara IV tahun 2002.
Penata Tari : Lobbo, Musik : Nova/Free, Busana : Anna Mishari, Tata Rias : Lisnawati

Baca Selengkapnya ....

Pulau Sawi

Posted by Unknown 23 Maret 2009 0 komentar
Pulau Sawi dengan kejernihan air laut, keindahan terumbu karang dan pantai pasir putihnya.

Pantai Pulau Sawi berada dalam wilayah Desa Sungai Tengar Kecamatan Kendawangan, 80 km dari Kota Ketapang. Aksesibilitas dari Kota Ketapang ke obyek ini cukup lancar yaitu dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat serta bus. Dari Sungai Tengar perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan air / motor klotok milik nelayan menelusuri pantai Sungai Tengar. Kurang lebih 1 jam perjalanan, tibalah di Pulau Sawi.

Perjalanan di Pulau Sawi sungguh sangat mengasyikan. Selain panorama alam yang indah, kita pun dapat melakukan berbagai aktifitas seperti memancing, snorkel, penelitian hutan mangrove, mencari kerang mutiara, camping, menikmati sinar matahari pagi dan petang.

Baca Selengkapnya ....

Danau Perantu

Posted by Unknown 22 Maret 2009 0 komentar
Pada zaman dahulu -+ 150 tahun yang lalu kampung Nanga Embaloh didiami oleh suku dayak tamambaloh tempatnya disebut keleka' Alah, mata pencaharian mereka bertani atau ladang berpindah. masyarakat yang mendiami Keleka'Alah tersebut apabila ada yang meninggal dunia dikuburkan pada suatu tempat dengan sebutan Ujung Perantu tepatnya disebelah selatan Kampung Kelaka'Alah. Dibelakang ujung perantu tersebut terdapat sebuah danau yang dinamakan danau perantu. Kata perantu adalah bahasa tamambaloh yang berarti kubur. Ditengah desa Nanga Embaloh terdapat sebuah sungai yang diberi nama Piang Djangau, kata piang berarti nenek, dibagian timur perkampungan terdapat lagi sungai yang bernama Piang Banang (Nenek Banang), di sebelah utara pekampuangan ada dua buah sungai atau kiri mudik Sungai Kapuas yaitu Sungai Embaloh dan Sungai Pilin yang sampai sekarang masih ada dan didiami Suku Tamambaloh dan TamanPalin.
Penduduk nanga embaloh yang ada sekarang sebetulnya juga berasal dari suku Tamambaloh, seperti lazimnya kelompok Suku Dayak yang telah memeluk Agama Islam selalu menamakan diri mereka Suku Melayu, bukan Suku Melayu dari Riau atau Sumatera Timur, tetapi suku Melayu yang berasal dari Suku Dayak yang memeluk Agama Islam oleh sebab itu adat istiadat antara suku melayu di Nanga Embaloh ada persamaan dengan adat istiadat Suku Tamambaloh. Kata Kelaka' artinya tempat yang ditinggalkan sedangkan Alah artinya kalah. Kekela'Alah merupakan tempat tinggal yang sudah kalah, karena pada masa itu selalu terjadi perang antar suku atau sekelompok musuh baik dalam maupun dari luar, kaerna merasa ketentraman terganggu mereka memilih pindah, ada yang ke Embaloh Hulu sekarang, ada yang ke Sungai Palin sekarang dan bahkan ada yang ke Hulu Sungau Kapuas (sekitar Putussibau sekarang). Semua harta benda ada yang dibawa dan ada juga yang ditinggalkan disimpan pada sebuah danau kecil atau Kerinan yang disebut Kerinan Guci yaitu untuk menyimpan tempayan dan harta berharga lainnya, harta tersebut telah menjadi harta karun tak dapat dilihat dengan kasat mata, konon katanya kecuali ada rahmat dari Yang Maha Kuasa barulah harta tersebut dapat dilihat atau diambil.
Kemudian setelah kelompok masyarakat ini pindah, lalu muncul dua orang tokoh masyarakat, yang seorang bernama Yusuf kemudian bergelar Kiai Mas Suradilaga. Kiai Mas Jaya Laksana mempunyai anak sembilan orang dan disebut kemudian hari sebagai turunan sembilansedangkan Kiai Mas Suradilaga hanya mempunyai seorang anak bernama Jemali. Keturunan kedua orang tersebut sampai sekarang secara turun temurun masih mendiami Nanga Embaloh.
Danau Perantu ini berjarak 1 km dari Nanga Embaloh, dari Putussibau 1 jam menggunakan speed boat 40 HP.

Baca Selengkapnya ....

Taman Cidayu Singkawang

Posted by Unknown 0 komentar


Terletak di sebelah Taman Rekreasi Bukit Bougenville, fasilitas yang disediakan pengelola selain taman - taman bunga yang beraneka ragam juga terdapat penginapan dan kantin.
Masyarakat mengartikan nama taman ini diambil dari tiga suku terbesar di kota Singkawang yaitu China, Dayak dan Melayu.
Dengan melihat potensi yang ada memberikan peluang bagi investor untuk berinvestasi mengembangkan sarana objek wisata ini.
Selamat berkunjung di Taman Chidayu.

Baca Selengkapnya ....

Wisata Sungai Hangmoi Singkawang

Posted by Unknown 0 komentar

Hangmoy adalah nama suatu tempat juga nama sungai yang berhulu di gunung Poteng sebagian masyarakatnya dari etnis Tionghua berprofesi sebagai petani sehingga nuansa pedesaan masih sangat terasa. Pada bulan-bulan tertentu masyarakat Tionghua menjadikan sungai Hangmoy tempat pelaksanaan mandi Pehcun. Terletak 6 Km dari pusat kota Singkawang.

Baca Selengkapnya ....

Wisata Pasar Beringin Singkawang

Posted by Unknown 0 komentar
Salah Satu Sisi Pasar Beringin Singkawang
Aku ini hobbyku jalan - jalan. Kebetulan istriku pernah besar dan mengenyam pendidikan di Kota Singkawang. Kota dengan julukan Kota Seribu Kelenteng ini, sebenarnya juga punya kekhasan, terutama soal pasar. Berhubung aku ke Singkawang, yah udah ini aku bawakan oleh - oleh cerita tentang Singkawang dan pasarnya.
Salah satu pasar yang menarik menurutku adalah pasar Beringin. Menurut istriku (ceile, jadi guide). Apa yang menarik jika kita ke Pasar Beringin? Istriku katanya suka sekali ke sini,  jika kesini selalu meminta  dibelikan es parut. Es parut adalah batang es yang sengaja di parut menggunakan ‘parutan’ tentunya sehingga es diserut menjadi halus, kemudian dengan berbagai tambahan sebagai campuran seperti kacang hijau, kacang tanah, cincau, cendol dan agar-agar ditambah air gula sebagai pemanis. Wuiiih….nikmatnya.

Kembali ke Pasar Beringin, kini apa yang ada dibenak pengunjung pasar jika ke sini? Setidaknya bagiku yang sudah sangat jauh dari sini. Yang paling ku cari adalah ikan teri kering, belacan sedau, udang ebi sungai, dan ikan tongkol kering. Semua akan menjadi oleh-oleh buat dibawa pulang.
Selain itu apalagi yang menarik di sini? Jangan lupa beli tahu, yang terkenal empuk dan tidak asam. Buat orang yang ingin merasakan lauk pauk kampung, peda merah dari udang halus atau disebut juga cincalok bisa menjadi pilhan juga.

Jangan lewatkan untuk ke sisi sungai, tempat pasar ikan digelar. Lihat dan belilah ikan-ikan segar yang baru dinaikkan dari perahu motor para nelayan. Sotong, udang, tongkol, kakap merah, parang-parang, bawal, tamban, celang mate, teri basah, malong, dan ikan kecil lainnya seperti kerisi.
Disisi sungai juga ebelah pasar ikan, ada kamar daging. Daging yang segar, baru dipotong subuh tadi. Wisata pasar ini sungguh menakjubkan! Dijamin kelelahan anda karena berkeliling tak terasa akan hilang meresap saat langkah-langkah kaki dan sepasang mata anda melihat ke setiap sudut Pasar Beringin ini.

Kompleks Pasar Beringin memang tidak terlalu luas, namun jenis dagangan dan bahan kebutuhan bertumpuk ruah disini, seolah cukuplah kesini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tak khayal terminal induk Singkawang yang seyogyanya menjadi terminal yang bagus, karena tidak berada dekat dengan pusat kebutuhan warga Kota Singkawang dan sekitarnya, menjadi terbengkalai, tidak digunakan.

Bagaimana dengan kondisi pasar selanjutnya? Kami hanya bisa berharap, semoga ada perhatian khusus dan campur tangan pihak pemerintahan kota untuk mengembangkan pasar ini menjadi lebih baik dan modern tanpa harus menghilangkan berbagai keunikan dan kekhasan yang sudah tertanam dibenak para pengunjung, baik lokal maupun luar sana.

Baca Selengkapnya ....

Wisata Danau Sebedang Sambas

Posted by Unknown 0 komentar
Adalah salah satu tempat tujuan wisata yang terletak di desa Sebedang ± 12 km dari jantung ibukota Kab Sambas. Danaunya yang lebar 1 km2 dan dikelilingi oleh pegunungan dengan ketinggian ± 400 m diatas permukaan laut, mempunyai pemandangan alam yang menarik, merupakan salah satu tempat bersejarah bagi para sultan Sambas beristirahat.
Di Danau Sebedang ini, sering diadakan kegiatan - kegiatan budaya. Misalnya Gawai Dayak Dan Melayu, semacam kegiatan asimilasi antar budaya, kegiatannya misalnya lomba perahu, lomba menari, dan beberapa pertandingan tradisional lainnya.
Untuk ke sini, tidak perlu merogoh kocek dalam - dalam, anda bisa menginap di kota Sambas, mengingat secara akomodasi masih bisa ditempuh, yakni sekitar 15 menit perjalanan normal.


Baca Selengkapnya ....

Wisata Danau Sentarum

Posted by Unknown 0 komentar
Danau Sentarum berjarak 700 km dari Kota Pontianak yang masuk dalam wilayah dataran Daerah Aliran Sungai Kapuas wilayah Kabupaten Kapuas Hulu yang merupakan danau dan rawa yang dangkal serta teras-teras rendah yang sangat luas.

Kawasan Danau Sentarum telah ditetapkan sebagai kawasan Suaka Alam. Danau itu adalah celengan air raksasa. Di musim hujan, Sentarum menabung 25 persen air Sungai Kapuas. Saat kemarau, Sentarum memasok separuh air yang mengaliri Kapuas. Luas seluruh kawasan Danau Sentarum 132.000 ha ditambah dengan 64.000 ha yang diusulkan sebagai daerah penyangga. Sekitar 20 ha merupakan danau musiman yang menjadi penutup daerah seluas 30.500 ha, sisanya merupakan hutan rawa gambut.

Danau Sentarum merupakan daerah retensi/luapan banjir (retarding basin) dari Sungai Kapuas yang merupakan daerah tangkapan air dan sekaligus sebagai pengatur tata air bagi Daerah Aliran Sungai Kapuas. Dengan demikian, daerah-daerah yang terletak di hilir Sungai Kapuas sangat tergantung pada fluktuasi jumlah air yang tertampung di danau tersebut.

Danau Sentarum merupakan komplek danau-danau, lebih dari dua puluh buah danau secara alami bertindak sebagai reservoar. Luapan banjirnya yang melanda bentang Sungai Kapuas secara otomatis akan tertampung di sini. Saat itulah limpahan airnya menggenangi hutan rawa air tawar primer yang ada di kawasan Suaka Margasatwa Danau Sentarum.

Sistem perairan dari danau air tawar dan hutan tergenang ini menjadikan Danau Sentarum tidak seperti danau-danau lainnya. Airnya bewarna hitam kemerah-merahan karena mengandung tannin yang berasal dari hutan gambut di sekitarnya. Pada saat musim hujan, kedalaman air danau tersebut dapat mencapai 6-8 meter dan menyebabkan tergenangnya hutan di sekitarnya.

Namun, bukan fenomena alam ini saja yang menjadi keunikan Danau Sentarum. Danau yang terbentuk pada zaman es atau periode pleistosen ini memiliki kekayaan flora dan fauna yang luar biasa dan tak dimiliki daerah lain. Tumbuhannya saja ada 510 spesies dan 33 spesies di antaranya endemik TNDS, termasuk 10 spesies di antaranya merupakan spesies baru.

Hewan mamalia di TNDS ada 141 spesies. Sekitar 29 spesies di antaranya spesies endemik, dan 64 persen hewan mamalia itu endemik Borneo. Terdapat 266 spesies ikan, sekitar 78 persen di antaranya merupakan ikan endemik air tawar Borneo. Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum tercatat sebagai salah satu habitat ikan air tawar terlengkap di dunia.

Selain hutan yang bagus dan menjadi habitat lebah, TNDS juga menjadi habitat berbagai jenis ikan air tawar. Dari segi ukuran, misalnya, ada jenis ikan terkecil, yang dikenal dengan nama ikan linut (sundasalanx cf. microps) berukuran 1-2 sentimeter dengan tubuhnya yang transparan seperti kaca, hingga ikan berukuran panjang dua meter seperti ikan tapah dari genus Wallago.

Adapun ikan yang bernilai ekonomis dan di konsumsi warga, misalnya, ada ikan gabus, toman, baung, lais, belida, dan jelawat. Khusus ikan hias, di TNDS terdapat ikan silok atau arwana (scleropages formosus) dan arwana merah. Namun, populasi jenis ini sekarang menurun drastis karena harganya yang mahal menyebabkannya di eksploitasi secara berlebihan. Pada kawasan ini tercatat paling tidak 120 jenis ikan, termasuk jenis yang langka serta bernilai tinggi yaitu ikan arwana (scleropages formosus) serta terdapat beberapa jenis spesies yang hanya dimiliki oleh Danau Sentarum dalam artian tidak ditemukan di belahan dunia lain. danau sentarum 1

Berdasarkan hasil laporan penelitian yang telah dilakukan Pusat Lapangan Taman Nasional Danau Sentarum, terdapat beberapa spesies yang masih merupakan catatan karena belum ada nama lainnya. Sebagai habitat ikan air tawar terlengkap di dunia, Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum menjadi daerah penyedia sekaligus sebagai pemasok terbesar ikan hias air tawar diantaranya adalah arwana (scleropages fourmosus) dan ulanguli (botia macracranthus) yang berhasil menembus pasaran internasional dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Pada saat musim kemarau, dimana tinggi air Sungai Kapuas berangsur-angsur turun, air dari Danau Sentarum akan mengalir ke Sungai Kapuas sehingga debit air di sungai tersebut relatif stabil. Akhirnya pada saat puncak musim kemarau, keadaan Danau Sentarum dan daerah sekitarnya akan menjadi hamparan tanah kering yang luas. Ikan-ikan yang tadinya berada di danau, akan terlihat jelas di kolam-kolam kecil.

Bila Danau Sentarum surut airnya kedalaman danau hanya berkisar dua-tiga meter. Padahal, dalam kondisi normal antara tiga hingga delapan meter. Kalau banjir, dalamnya sampai 13 meter. Tetapi, dalam dua tahun terakhir, penurunan air Sentarum sangat ekstrem. Di beberapa bagian, ada yang sampai empat meter dalam tiga hari. Lazimnya cuma setengah meter. Ada yang menduga pembukaan lahan di hulu Kapuas menjadi sebab drastisnya penyusutan air Sentarum. Kawasan bervegetasi baik yang hilang itu memusnahkan fungsi lahan sebagai daerah tangkapan dan resapan hujan.

Di samping potensi perikanan, kawasan Taman Nasional Danau Sentarum juga memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai salah satu objek wisata andalan bagi Kabupaten Kapuas Hulu dengan memanfaatkan keanekaragaman hayati serta keindahan panorama alam dengan beberapa pulau-pulau kecil di sekitarnya, seperti Pulau Melayu, Pulau Sepandan ataupun Pulau Bukit Tekenang.*rambe (berbagai sumber)


Baca Selengkapnya ....

MELIHAT MODEL RUMAH DI TEPI SUNGAI KAPUAS

Posted by Unknown 01 Februari 2009 0 komentar

ARSITEKTUR RUMAH MELAYU DI TEPIAN SUNGAI KAPUAS

PONTIANAK KALIMANTAN BARAT
Oleh : M.Natsir[1]

Melayu di Kalimantan Barat identik dengan Islam, rumah-rumah suku Melayu yang ada di sepanjang sungai Kapuas menunjukan ciri khas keIslaman yang sangat kuat tradisi arsitektur bergaya tradisional Melayu, Eropa dan Arab mewarnai aksesoris yang melekat di dalamnya seperti kesultanan Pontianak. Istana Kadriah merupakan sebuah bangunan yang mencirikan reprentasi dari gaya tersebut, berkolaborasi ciri Dayak,Melayu,Bugis dan Cina dan mengambarkan multicultural masyarakat sebagai sebuah symbol peradaban yang sangat menghargai sesamanya.

Tradisi arsitektur Melayu yang masih tertinggal kini sudah banyak yang tergerusi oleh perubahan jaman dan sebagian ada yang sudah dirubah bentuk dari aslinya, sehingga eksestensi nilai yang melekat otomatis berubah, symbol yang melekat tidak lagi mengambarkan keunikan yang dipesankan oleh leluhur terdahulu, bahwa walaupun berbeda akan tetapi tetap bersatu saling menghargai satu sama lainnya, membentuk kompigurasi aneka warna yang penuh keindahan. Keseimbangan diantara satu sama lainnya yang akan melahirkan kebersamaan dalam menata kehidupan menjadi pesanan yang tidak boleh dilupakan oleh kita pada jaman modern ini.

Rumah mengambarkan sebuah symbol keberadaban dan menjadi kebanggaan bagi pemiliknya, prestise yang melekat menentukan stratifikasi kedudukan penghuninya, kepercayaan diri semakin tinggi manakalah rumah tersebut dibuat dari hasil proses yang benar, seperti yang dilakukan oleh sebagian masyarakat dengan ritual rumah baru dengan jiwa baru dan semangat baru untuk membangun jati diri identitas suatu suku yang diwakilinya. Rumah yang bergaya tradisional pada umumnya merupakan warisan budaya dan sejarah masa lalu yang di miliki oleh sebagian orang Melayu di sepanjang sungai kapuas dan pemilik umumnya mempunyai kedudukan dan pengaruh yang kuat ditengah-tengah kehidupan masyarakat yang ada, sehingga ia menjadi masyarakat yang dibanggakan oleh warganya dan juga bisa menjadi tempat musyawarah menyelesaikan pelbagai permasalah atau problem masyarakat pada umumnya.

Arus globalisasi yang masuk di dalam setiap sendi kehidupan masyarakat, secara tidak sadar melahirkan pemikiran modern terpengaruh oleh perubahan jaman, secara prontal merombak tatanan, tata ruang di dalam arsitektur itu sendiri dan terkesan tanpa meninggalkan pesan moral di dalamnya, jika tidak secepatnya diantisipasi maka secara perlahan-lahan ia akan terkikis oleh perubahan waktu, tanpa meningalkan pesan bagi generasi yang akan datang. Arsitektur Melayu yang masih ada jika di renovasi akan menjadi nilai jual yang bernilai tinggi karena ia tidak jauh dari tempat-tempat yang bersejarah dan bisa menjadi sebuah perkampungan budaya yang membangun kehidupan ekonomi kreatif masyarakat di sekitarnya, sehingga dengan budaya mereka bisa merubah kehidupan yang lebih baik lagi.

Upaya yang harus di lakukan oleh para cerdik pandai adalah dengan merevitalisasi yang masih ada, hal ini sangat perlu untuk tetap dilestarikan mengingat peninggalan ini adalah bagian warisan budaya yang menjadi tanggung jawab kita bersama. Perlunya diadakan penelitian mengingat hanya tinggal beberapa buah yang bisa ditempati oleh pemiliknya. [2]Berbagai lokasi yang dilihat disepanjang sungai kapuas sekitar 10 rumah Melayu di kampung Tambalan Sampit, 10 rumah di kampung Kamboja dan 2 rumah di kampung Melayu dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.

[1] M.Natsir,S.Sos.M.Si Pembantu pimpinan pada Balai Pelestarian Budaya Dan Nilai Tradisional Pontianak

[2] Nunik Hasriyanti, Revitalisasi arsitektur Islam pada rumah Melayu di tepian sungai Kapuas


Baca Selengkapnya ....

Robo-robo Budaya Melayu Mempawah

Posted by Unknown 26 Januari 2009 0 komentar
Bagi masyarakat keturunan Bugis di Kalimantan Barat, Rabu minggu terakhir pada bulan Safar, pada kalender Hijriah, merupakan hari yang selalu diperingati dengan sebuah tradisi. Tradisi Robo-robo. Maksud dari kegiatan budaya itu, memperingati kedatangan Opu Daeng Menambon ke Mempawah. Opu merupakan pendiri Kota Mempawah.


Mempawah merupakan ibu kota Kabupaten Pontianak. Dari Kota Pontianak, perjalanan dapat ditempuh dengan waktu sekitar satu jam. Jaraknya sekitar 40 km. Meski agak bergelombang, jalan relatif mulus dan beraspal. Tanah gambut membuat jalan selalu ambles dan retak, terutama pada setiap sambungan jembatan.


Hari itu, saya berkendara menuju Mempawah. Sepanjang perjalanan menuju ke sana, di beberapa daerah, saya berhenti untuk melihat prosesi itu. Masyarakat Bugis yang tersebar di sepanjang garis pantai utara Kalimantan Barat, mulai dari Mempawah, Sungai Purun, Segedong, Sungai Kakap, Kubu Raya, dan lainnya, melakukan kegiatan Robo-robo.

Di Sungai Purun, 22 km dari Pontianak, saya berhenti di SD 1 Sungai Purun. Pagi itu, semua murid di sana, yang terdiri dari beragam etnis berkumpul. Ada suku Bugis, Jawa, Tionghoa, Melayu, Dayak, Madura, dan lainnya. Mereka membawa ketupat, lepat lao, apam, atau makanan kecil lainnya. Ketupat merupakan makanan wajib yang harus dibawa.

Saya menghampiri seorang murid.
”Bawa apa itu?”
”Ketupat.”
”Bawa berapa?”
”Empat butik.”

Murid itu bernama Sahrul (9). Sambil berkata, ia memperlihatkan ketupat di kantong kresek warna hitam yang dibawanya. Ketupat berisi mie, sambal dan rebon udang.

Tak hanya Sahrul yang bawa ketupat ke sekolah. Sarnela dan Edi Gunawan, murid kelas 3, juga bawa. Sebagian besar siswa di sana, membawa makanan. Namun, ada sebagian siswa tak bawa makanan.

Tak hanya siswa. Guru juga bawa ketupat. Sebagai lauk, ada opor ayam, ikan, telur dan lainnya. Menjelang pukul 8.00 wib, siswa kumpul dan berderet di depan kelas. Mereka duduk memanjang dan berderet di lantai sekolah yang terbuat dari kayu.

Pipin (38), guru olah raga, segera membawa nampan dan mengedarkan ke barisan siswa. Siswa meletakkan satu atau dua ketupat yang mereka bawa ke nampan. Dalam sekejap, nampan itu telah penuh. Ketupat segera dibagikan lagi pada siswa yang tak bawa makanan.

Sebelum siswa dan guru makan bareng, guru agama membaca doa. Do’a tolak bala. Berisi harapan supaya kehidupan yang dijalani, dijauhkan dari malapetaka. Dalam kegiatan itu, soal makanan nomor dua. Yang penting kumpul bareng antara siswa dan guru.

“Apa makna Robo-robo?” tanya saya.
“Robo-robo punya nilai kebersamaan dan kesatuan,” jawab Pipin.

Setelah makan bareng, diikuti dengan berbagai kegiatan. Ada pertandingan olah raga atau perlombaan. Ada lomba makan kerupuk, panjat pinang, tarik tambang dan lainnya.

Wagiyem (57), sudah mengajar di SD 1 sejak 1977. menurutnya, setiap tahun kegiatan itu pasti diadakan. “Biarpun kecil, kegiatan memperingati Robo-robo selalu dilakukan,” kata Wagiyem.

Sang kepala sekolah, Surip (50), baru empat tahun mengajar di sana. Ia berasal dari Jawa. Meski bukan suku Bugis, ia juga merayakannya. Ini bentuk pembauran dan mengikuti perkembangan lingkungan. ”Ada kebersamaan dan saling menghargai,” kata Surip.

Pagi itu, tak hanya murid di SD itu yang makan bersama. Masyarakat Bugis di sepanjang jalan dari Pontianak menuju Mempawah, memperingati acara Robo-Robo dengan makan bersama keluarga di luar rumah. Mereka percaya, hal itu merupakan satu cara melakukan talak balak dalam kehidupan yang mereka jalani, kelak.

Selepas mengikuti kegiatan di SD itu, saya melanjutkan perjalanan ke Kota Mempawah. Mempawah merupakan kota transit. Meski terlihat bersih dan tertata, dari segi pembangunan, kota ini terlihat jalan ditempat. Tak ada sentra industri atau kegiatan ekonomi yang cukup berarti di sini.

Yang bisa menunjukkan bahwa kota ini ada, karena di sini ada berbagai bangunan dan kantor pemerintah. Itupun, sebagian besar pekerja dan pegawainya, tinggal di Kota Pontianak. Mereka pulang hari, setelah bekerja.

Tiba di Kuala Mempawah, suasana sudah terlihat ramai. Jalanan penuh orang. Di sudut kiri dan kanan jalan, orang mendirikan warung kecil. Ada warung makan dan minuman, pakaian, suvenir, dan lainnya. Pendirian warung di Kuala Mempawah, berlangsung setahun sekali. Pas, pelaksanaan ritual Robo-robo.

Kuala Mempawah merupakan pertemuan antara Sungai Mempawah dan Laut Cina Selatan. Tempat ini menjadi pusat dari pelaksanaan kegiatan Robo-robo. Tempat ini dibagi dua. Sisi sebelah kiri menjadi pelabuhan penangkapan ikan, dan sebelah kanan pusat armada Angkatan Laut.

Pelaksanaan kegiatan Robo-robo dipusatkan di sebelah kiri Kuala Mempawah. Sebuah tenda besar berisi kursi dan tenda berdiri di sana. Pagi itu, Cornelis, Gubernur Kalbar dan beberapa pejabat teras di Kabupaten Pontianak, hadir di sana.

Saya mengikuti sebuah perahu yang menuju ke ujung Kuala Mempawah. Di pinggir laut itu, puluhan perahu telah berada di sana. Semua perahu dalam kondisi diam, dan melempar sebuah jangkar, agar perahu tak terseret ombak.

Sebuah perahu warna kuning, terlihat mencolok berada di antara puluhan perahu. Perahu ini bernama Lancang Kuning, yang merupakan perahu Kerajaan Amantubillah Mempawah. Di dalam perahu itu, puluhan orang mengenakan seragam kebesaran kerajaan. Ada warna kuning, merah, hitam dan lainnya. Berbagai simbol dan bendera kerajaan berkibar diterpa angin.

Pagi itu, laut di pinggir kuala terasa beda. Kesemarakan warna-warni bendera, baju, dan berbagai perlengkapan upacara, terasa kontras dengan warna langit yang mendung dan gelap.

Dari arah laut, nampak sebuah perahu berisi puluhan orang sedang mendekati kuala. Perahu itu diikuti puluhan perahu kecil. Perahu agak besar itu berisi raja Kerajaan Amantubillah, Mempawah, Pangeran Ratu DR. Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim. Ia menggunakan perahu Bedar.

Sejenak kemudian, perahu Bedar mendekati perahu warna kuning. Pangeran Pemangku Adat yang berada di perahu Lancang Kuning, segera melakukan ritual Buang-buang.
Perangkat Buang-buang terdiri dari telur ayam, bertih, kemenyan, dan setanggi. Telur ayam diulas atau diusap dengan minyak wangi. Telur melambangkan awal kehidupan. Bertih adalah padi dari beras kuning yang diongseng. Padi melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Kemakmuran di seluruh penjuru angin, air, dan darat.

Setelah Pemangku Adat membacakan doa, semua perangkat Buang-buang dilempar ke laut. Selepas acara Buang-buang, Pemangku Adat mengumandangkan azan dan do’a talak balak.

Buang-buang mempunyai makna, ada keterikatan dan silaturahmi dengan air. Di air ada mahluk dan kehidupan. Ini sangat khas sekali dengan budaya dan tradisi masyarakat Bugis, yang tidak bisa dipisahkan dengan air. Sebagai pelaut, masyarakat Bugis selalu dekat dengan air. Air tak bisa dipisahkan dengan kehidupan orang Bugis. Mereka terkenal sebagai pelaut yang mengarungi berbagai lautan.

Inilah makna dan inti dari Robo-robo. Penyambutan Opu Daeng Menambon, ketika berlayar menuju Kuala Mempawah dari Kerajaan Tayan di Kalbar. Tayan sekarang ini termasuk wilayah Kabupaten Ketapang.

Ketika itu, 1737 Masehi atau 1148 Hijriah, seluruh masyarakat di Mempawah menyambut dengan antusias kedatangan Opu Daeng Menambon. Masyarakat berdiri di sepanjang bantaran sungai Mempawah. Sangking senangnya, Opu Daeng Menambon melemparkan sisa bekalnya berupa ketupat kepada masyarakat.

Nah, sekarang ini, setiap memperingati acara Robo-robo, ketupat merupakan makanan yang harus selalu dihidangkan. Robo-robo merupakan napak tilas Opu Daeng Menambon dan istrinya. Opu keturunan Bugis dan Melayu. Istrinya, Ratu Kesumba, keturunan Dayak, Melayu dan Jawa. Opu punya panglima dari berbagai suku. Patih Kumantar, Panglima Itam dari Dayak. Panglima Amangkuru, Parewang, Sigentas Alam, dari Melayu. Lo Tai Pak, dari etnis Tionghoa. Karaeng Talibe, Matalampang, Bontiak, dari Bugis. Panglima Daeng Siti Fatimah, anak Sultan Hasanudin, meninggal dan dimakamkan di Tanjung Matoa, Kalbar.

Makam Opu Daeng Menambon terletak di atas bukit. Jauhnya sekitar 8 kilometer dari Mempawah. Makam itu dijaga oleh juru kunci makam. Ia seorang Mukti, atau orang yang ahli dalam masalah agama. Namanya, Gusti Amar. Juru kunci dipilih karena garis keturunan.

Makam terletak di atas bukit. Dari bawah menuju puncak bukit, melalui tangga semen sebanyak 256 undak. Ada mitos mengatakan, bila orang menghitungnya dari bawah, jumlahnya tidak akan sama setiap orang.

Selesai ritual Buang-buang, perahu Bedar dan Lancang Kuning segera menyusuri Sungai Mempawah, menuju tempat berlangsungnya upacara. Di panggung kegiatan, puluhan pejabat dan undangan sudah hadir. Ribuan masyarakat dengan sabar berdiri di sisi kiri dan kanan sungai. Mereka dengan antusias menunggu pelaksanaan kegiatan, dan perlombaan perahu yang bakal dilaksanakan, selepas upacara selesai.

Selepas kegiatan seremonial, kegiatan para pejabat dan undangan dilanjutkan di Istana Amantubillah. Bangunan Istana Amantubillah mempunyai karakteristik khas sebagai bangunan Melayu. Seluruhnya dari kayu belian atau kayu besi. Ini jenis kayu paling kuat dan keras dari Kalimantan. Bangunan dari kayu belian sanggup bertahan hingga ratusan tahun lamanya.

Seluruh bangunan istana dicat dengan warna biru muda. Di sebelah kiri bangunan utama, ada ruang untuk menyimpang peralatan musik, sejenis gamelan. Ada gong, kimung, dan lainnya. Seluruh peralatan ini, merupakan persembahan dan oleh-oleh dari kerajaan Jawa, ratusan tahun silam. Dua buah meriam tergeletak di sisi kiri dan kanan halaman istana.

Istana Amantubillah mempunyai lambang ayam jantan dan buaya. Ayam warna hitam dan putih. Ayam melambangkan kejantanan dan keberanian. Hitam melambangkan kejahatan, putih kebaikan. Artinya, kehidupan jangan terlalu memandang duniawi. Buaya melambangkan keperkasaan, kekuatan, dan keperkasaan.

Sekarang ini, mereka yang memegang tampuk dan kerabat istana, merupakan generasi ke 13 dari Opu Daeng Menambon. Ada hirarki dan struktur di Istana Amantubillah. Masing-masing memiliki tugas tersendiri.

Jabatan tertinggi dipegang Pangeran Ratu, berperan dalam urusan kenegaraan. Tugas ini dipegang oleh Mardan Adijaya. Pangeran Pemangku Adat, mengurusi masalah adat, dipegang Gusti Zulkarnaen. Pangeran Laksamana, berhubungan dengan kelaskaran, prajurit atau massa, dipegang Gusti Heri Ansari. Pangeran Bendahara, berhubungan dengan managerial dan urusan rumah tangga Istana, dipegang oleh Utin Sri Beta Candramidi.

Penunjukkan jabatan berdasarkan pada aura kepemimpinan, kecakapan pada diri orang yang menjadi anak dari para pewaris istana. Penunjukkan diputuskan melalui rapat Majelis Amantubillah, dilihat dari keturunan terdekat dengan keluarga sebelumnya.

Siang itu, seluruh undangan dari berbagai kerajaan di Nusantara hadir. Ada utusan dari Kerajaan Sambas, Sintang, Landak, Sekadau, Tayan, Kubu, Ketapang, Solo, dan Kanoman. Tamu dijamu di Istana Amantubillah dengan saprahan.

Hidangan makanan Saprahan dijaga rasa dan keasliannya. Endun, juru masak istana mengemukakan, dalam saprahan menunya khas. Antara lain, udang sere, ikan pindang, ayam opor, osengan, dan sop.

Minumannya, air serbet, terbuat dari serai cengkeh, kayu manis dan cengkeh. Minuman ini berfungsi mengembalikan kesehatan tubuh. Kue terdiri dari bingka labu kuning, kue jorong, tepung beras dibungkus daun pandang wangi. Makanan yang tak boleh diubah, ayam masak putih dan udang sere. Kue jorong tak boleh tertinggal. Setiap tahun harus ada.

Dengan melaksanakan ritual Robo-robo setiap tahun, para kerabat Istana Amantubillah, merasa bisa menjaga dan meneruskan puak Opu Daeng Menambon. Selain itu, menghormati dan menjaga tradisi warisan turun-temurun, sehingga tetap eksis.□

Baca Selengkapnya ....

Tugu Khatulistiwa Pontianak

Posted by Unknown 0 komentar


Tugu Khatulistiwa

Tugu Khatulistiwa atau Equator Monument berada di Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, Propinsi Kalimantan Barat. Lokasinya berada sekitar 3 km dari pusat Kota Pontianak, ke arah kota Mempawah.Tugu ini menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang datang ke Kota Pontianak.


Sejarah mengenai pembangunan tugu ini dapat dibaca pada catatan yang terdapat didalam gedung.

Catatan pada Tugu Khatulistiwa

Dalam catatan tersebut disebutkan bahwa : Berdasarkan catatan yang diperoleh pada tahun 1941 dari V. en. W oleh Opzichter Wiese dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch- Indië : Den 31 sten Maart 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda untuk menentukan titik/tonggak garis equator di kota Pontianak dengan konstruksi sebagai berikut :

a. Tugu pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah.

b. Tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkarang dan anak panah.

c. Tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh opzicter / architech Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat pada bagian dalam.

d. Tahun tahun 1990, kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang aslinya. Peresmiannya pada tanggal 21 September 1991.

Bangunan tugu terdiri dari 4 buah tonggak kayu belian (kayu besi), masing-masing berdiameter 0,30 meter, dengan ketinggian tonggak bagian depan sebanyak dua buah setinggi 3,05 meter dan tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,40 meter.

Diameter lingkaran yang ditengahnya terdapat tulisan EVENAAR sepanjang 2,11 meter. Panjang penunjuk arah 2,15 meter.

Tulisan plat di bawah anak panah tertera 109o 20' OLvGr menunjukkan letak berdirinya tugu khatulistiwa pada garis Bujur Timur.

Pada bulan Maret 2005, Tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan koreksi untuk menentukan lokasi titik nol garis khatulistiwa di Kota Pontianak. Koreksi dilakukan dengan menggunakan gabungan metoda terestrial dan ekstraterestrial yaitu menggunakan global positioning system (GPS) dan stake-out [titik nol garis khatulistiwa dikoreksi]

Hasil pengukuran oleh tim BPPT, menunjukkan, posisi tepat Tugu Khatulistiwa saat ini berada pada 0 derajat, 0 menit, 3,809 detik lintang utara; dan, 109 derajat, 19 menit, 19,9 detik bujur timur

Sementara, posisi 0 derajat, 0 menit dan 0 detik ternyata melewati taman atau tepatnya 117 meter ke arah Sungai Kapuas dari arah tugu saat ini. Di tempat itulah kini dibangun patok baru yang masih terbuat dari pipa PVC dan belahan garis barat-timur ditandai dengan tali rafia.

Mengenai posisi yang tertera dalam tugu (0 derajat, 0 menit dan 0 detik lintang, 109 derajat 20 menit, 0 detik bujur timur), berdasarkan hasil pelacakan tim BPPT, titik itu terletak 1,2 km dari Tugu Khatulistiwa, tepatnya di belakang sebuah rumah di Jl Sungai Selamat, kelurahan Siantan Hilir.

Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika Matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada diatas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan "menghilang" beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain disekitar tugu.

Peristiwa titik kulminasi Matahari itu terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Peristiwa alam ini menjadi event tahunan kota Pontianak yang menarik kedatangan wisatawan

Baca Selengkapnya ....

Wisata Bukit Kelam ; Batu Terbesar Di Dunia

Posted by Unknown 23 Januari 2009 0 komentar
Pemandangan Bukit Kelam Dari Kejauhan
Kawasan Wisata Bukit Kelam yang berada di wilayah Kecamatan Kelam Permai. Daya tarik objek wisata alam perbukitan khususnya kawasan wisata alam Bukit Kelam dapat dilihat dari kondisi perbukitan itu sendiri yang memiliki keindahan yang khas. Hutan wisata Bukit Kelam berada diantara dua sungai besar yaitu Sungai Melawi dan Sungai Kapuas dan termasuk didalam SdubDAS Melawi dimana keberadaan hutan wisata tersebut merupakan kawasan sumber air yang mengalir sebagai sungai yang dimanfaatkan penduduk setempat untuk keperluan air minum, MCK dan irigasi.

Berdasarkan pengamatan diketahui kualitas baik perairan sungai di hutan wisata didominasi oleh perbukitan dan hutan wisata ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata alarn dan untuk lokasi terbang layang dan panjat tebing karena terletak pada ketinggian 50 - 900 meter dari permukaan laut dengan kemiringan antara 15° - 40° serta kemiringan diatas 45°. Pohon yang tumbuh dikaki bukit umumnya berbatang tinggi, sedangkan dipuncaknya ditumbuhi semak semak. Pada dinding bukit jarang ditumbuhi tumbuhan karena terdiri dari batu terjal sehingga pepohonan yang yang tumbuh dan tertata rapi didalam jambangan.

Di Bukit ini juga terdapat tumbuh-tumbuhan langka seperti Kantong Semar Raksasa yang oleh masyarakat setempat dipergunakan sebagai wadah untL*k menanak nasi, selain itu juga terdapat Anggrek Hitam. Saat ini kawasan Bu-kit Kelam sudah direnopasi dan kawasan ini dijadikan sebagai Pusat Perkemahan bagi pramuka. Untuk mencapai puncak Bukit Kelam saat ini sudah dibangun sebuah tangga dengan ketinggian ± 90 m yang terletak disebelah barat. Kawasan Bukit Kelam saat ini terus dikembangkan karena punya rentetan perbukitan lainnya seperti Bukit Luit dan Bukit Rentab. Selain itu juga kawasan ini sangat baik jika dibangun tempat peristirahatan yang nantinya dapat
dikembangkan menjadi desa wisata yang menarik dan unik.

Hal ini juga tidak terlepas dari keberadaan dua rumah panjang didekat lokasi perbukitan ini yaitu Rumah Panjang Ensaid Pendek dan Ensaid Panjang.

Bagi pengunjung yang suka bertualang menghadapi tantangan alam dan merindukan pemandangan alam yang asli maka Bukit Kelam adalah tempat yang cocok dalam memenuhi selera anda. Pendakian ke puncak bukit dapat ditempuh melalui dua cara :

1. mengunakan tangga
2. melalui Tebing Batu yang sangat terjal dan menantang.

Dari Puncak Bukit dapat terlihat pemandangan alam yang sangat indah seperti :

1. Hutan tropis dan berbagai jenis tanaman langk.
2. Dua aliran sungai yang mengapit Kota kabupaten
3. Tata Kota Sintang dan persawahan yang ada dibawahnya.

Yang kesemuanya merupakan pemandangan alam yang sangat menakjubkan dan panorama alam yang sangat nyaman, dapat dikunjungi melalui transportasi darat dengan jarak dari Kota 18 Km.

Cara menjangkau :

Nama objek : Bukit Kelam
Dijangkau dari : Ibu kota Kabupaten
Kendaraan : Kendaraan umum
Fasilitas : Jalan lingkar bukit, Tangga untuk mencapai bukit
Keterangan : - dari ibukota Kabupaten : 19 Km
- dari jalan lingkar bukit : 10 Km


Baca Selengkapnya ....

Putri Anam Cerita Rakyat Sambas

Posted by Unknown 21 Januari 2009 0 komentar
Ini cerita tentang seorang putri dengan Pak Rusa’. Putri tadi bernama Bussu. Kisah ini bermula dari suatu hari Putri Bussu melayangkan kipas ke rumah Pak Rusa’. Kipas tadi menyangkut di rumah Pak Rusa’. ” Putri, putri buatkan aku bubur ya .....”, kata Pak Rusa pada sang putri ” Baiklah, Pak Rusa’, jawab sang putri

Dibuatkannyalah bubur, namun belum juga dimakannya sampai menjelang siang dan bubur tersebut menjadi dingin. Tidak lama kemudian bubur itupun dimakan oleh Pak Rusa’. Tidak lama kemudian Pak Rusa’ bertanya kepada tuan putri.

” Apa yang berbunyi riuh rendah tuan putri? tanya Pak Rusa’, ” Itu orang menumbuk emping disiang hari, jawab Sang Putri. ” Apa yang dikipas - kipas, tuan putri? tanya Pak Rusa’.” Orang sedang menyapu lantai di siang hari, Pak Rusa’ kata Tuan Putri". ” Apa yang terang benderang, tuan putri ? ” tanya Pak Rusa. ” Bintang Timur merupakan tanda hari akan siang, Pak Rusa, kata Tuan Putri. ” Apa yang bergoyang goyang, tuan putri ? ” tanya Pak Rusa’. ” Daun simpur ditiup angin, Pak Rusa’., kata Tuan Putri. ” Apa yang bergerak gerak, tuan putri ? tanya Pak Rusa. ” Hanyut kayu besar dari hulu Pak Rusa”, kata Tuan Putri. ” Masak bubur lagi kah tuan putri ? tanya Pak Rusa’. "Benar sejak dari tadi sudah dimasak, hingga dingin rasa bubur itu, kata tuan putri. Lalu Pak Rusa’ makan bubur itu sampai habis. Jika tuan putri pulang, ambillah labu barang sebutir disitu. ” Iya, jawab Tuan Putri. ” Yang ringan saja tuan putri. Nanti sesampai di rumah tutup pintu, tutup jendela, turunkan kelambu lalu belahlah dua labu tersebut. Setibanya di rumah tuan putripun menutup semua pintu dan jendela serta menurunkan kelambu, maka dibelahnya labu tersebut. Betapa terkejutnya sang putri ternyata penuh dengan emas di dalam labu tersebut.

Timbul keinginan kakak sang putri yang bernama Putri Anam untuk memiliki labu tersebut. Kemudian bertanyalah Putri Anam kepada Putri Bussu, dimana ia memperoleh labu itu ?. Putri Bussupun menjawab bahwa ia membuatkan bubur Pak Rusa. Kemudian lanjut Putri Bussu bahwa kipasnya tersangkut di pohon jeruk Pak Rusa’ lalu ia bercerita. Kipas saya sangkut di pohon jeruk Pak Rusa’, katanya.

Kemudian Putri Anampun mencontoh apa yang telah Putri Bussu ceritakan kepadanya, Putri Anam juga langsung melayangkan kipas ke rumah Pak Rusa’. Kemudian Putri Anam pergi ke rumah Pak Rusa’ sesampainya di rumah Pak Rusa’, Pak Rusa’ pun berkata kepada Putri Anam.

” Putri, putri, buburkanlah saya”, kata Pak Rusa’ ” Iya’ jawab tuan putri. Maka Putri Anampun membuat bubur dan haripun menjelang siang, seperti biasa bubur itupun menjadi dingin. ” Makanlah, sudah dingin”, kata Putri Anam. ” Iya, jawab Pak Rusa’.

Belum menjelang siang sudah dikatakannya dingin bubur tersebut, kata Pak Rusa’. Maka Pak Rusa’ makan bubur tersebut. Namun pada saat Pak Rusa’, akan memakannya, panas bukan main bubur tersebut. Rasa terbakar mulut Pak Rusa’. Tunggu kau tuan putri, jawab Pak Rusa’ sambil mengumpat. Menjelang malam kita akan bercerita tuan putri kata Pak Rusa’.

” Apa yang berbunyi riuh rendah tuan putri? tanya Pak Rusa’. ” Itu orang menumbung emping di siang hari, Pak Rusa’ jawab Tuan Putri. ” Apa yang dikipas-kipas, tuan putri? tanya Pak Rusa’. ” Orang sedang menyapu lantai di siang hari, Pak Rusa’, kata tuan putri. ” Apa yang terang benderang, tuan putri ? ” tanya Pak Rusa’. ” Bintang Timur tanda hari akan siang, Pak Rusa’, kata Tuan Putri. ” Apa yang bergoyang goyang tuan putri ?, tanya Pak Rusa’. ” Daun Simpur ditiup angin, Pak Rusa’, kata tuan putri

” Apa yang bergerak gerak, tuan putri ? tanya Pak Rusa. ” Hanyut kayu besar dari hulu Pak Rusa’, kata tuan putri. Buburkan lagi saya tuan putri, kata Pak Rusa’. Menjelang siang nanti artinya bubur tersebut sudah dingin kata Pak Rusa’. Belum lagi hari menjelang siang sudah dikatakannya dingin bubur tersebut. Setelah itu dimakannyalah bubur yang lagi panas tersebut. Sekali lagi Pak Rusa’ merasa dibohongi oleh Putri Anam. Tunggu kau, kata Pak Rusa’ sambil mengumpat. Nanti jika tuan putri pulang ambillah labu yang terletak di bawah dapur. Ambillah sesuka hatimu, kata Pak Rusa’ yang ringankah atau yang berat, Oh kalau begitu saya memilih yang berat saja, banyak isinya. Nanti sesampai di rumah tutup pintu, tutup jendela turunkan kelambu. ” Baiklah Pak Rusa’, kata Putri Anam.

Maka sesampai di rumah Putri Anam pun menutup pintu, menutup jendela menurunkan kelambu, kemudian dibelahnya buah labu tersebut, betapa terkejutnya sang Putri Anam, bukannya emas yang didapat malah sebaliknya celaka yang didapat karena yang keluar dari dalam buah labu tersebut ular, kalajengking, lipan dan matilah Putri Anam tersebut digigit binatang yang keluar dari buah labu tersebut.

Begitulah ceritanya balasan orang yang suka berbohong dan tidak sabar.

Baca Selengkapnya ....

Keraton Kerajaan Sambas

Posted by Unknown 0 komentar
Istana Sambas yang ada sekarang, dibangun oleh Sultan Muhammad Mulia Ibrahim tahun 1933, ditempati 6 juli 1935. Biaya pembangunan Istana sambas sebesar 65. Golden, dari bantuankredit Sultan Kutai. Pembangunan dilaksanakan pemborong Tjin Nyuk dari Pontianak. Dengan luas bangunan berukuran panjang 9,50 meter dan berukuran lebar 8,05 meter.

Ditepian Muara Ulakan simpang tiga pertemuanSungai Sambas kecil, Sungai Subah, Sungai Teberau, sekarang di Desa Dalam Kaum, Kecamatan sambas sejak dahulu telahberdiri Istana Kesultanan Sambas (1632) didirikan oleh Raden Bima gelar Sultan Muhammad Tajuddin, Sultan Sambas ke-2. Dipinggir sungai, terdapat sebuah tangga jembatan biasa disebut dengan seteher, tempat singgahan sampan atau perahu dan kendaraan air yang banyak di sungai Sambas.

Naik ke daratan di pinggir sungai, terdapat jalan masuk ke halaman Istana. Sebelum masuk kita akan melalui sebuah gerbang pintu masuk ke halaman Istana yang dinamakan gerbang Segi Delapan. Pintu masuk gerbang bersegi delapan yang jauhnya dari pinggir sungai lebih kurang 30 meter. Gerbang bersegi delapan bertingkat dua itu dahulu digunakan untuk : 
Bagian bawah tempat penjaga dan tempat istirahat rakyat yang berkunjung ke istana sebelum memasuku halaman istana. Bagian atas untuk tmpat mengatur penjagaan dan apabila ada keramaian dipergunakan untuk menabuh gamelan dan alat-alat kesenian. Arti dari segi delapan adalah delapan penjuru mata angin, dan sebagai mengenang jasa pendiri keraton yang ada sekarang adalah Sultan, Sultan Muhammad Syafiuddin II. Atap bangunan segiempat sebagai simbul bagi Sultan mengikuti sifat Rasullulah yakni : Siddiq (benar), Amanah (keprcayaan), Tabligh (menyampaikan) dan Pathonah (sempurna). Setelahmelalui pintu grbang pertama, ditemukan sebuah tiang bendera di tengah halaman, untuk menaikan bendera kesultanan yang berwarna kuning emas setiap hari besar pada zaman dulu.

Tiang yang bertopang empat yang berarti Sultan diabntu oleh empat orang pembantu yang disebut wazir. Dibawah tiang bendera terdapat 3 buah meriam kuno hadiah dari tentara Inggris tahun 1813 menghargai kepahlawanan putera Pangeran Anom melawan inggris. Salah satu disebut Si Gantar Alam. Disisnilah seorang pejuang bernama Thabrani Akhmad telah gugur ditembus peluru penjajah Belanda karena membela mempertahankan bendera merah putih.

Dan diabadikan dengan monumen baru " Di tempat ini tanggal 27 Oktober 1945 telah gugur seorang pejuang kemerdekaan disaat akanmengibarkan bendera merah putih". Disamping kiri masuk, tidak jauh dari tiang bendera terdapat pohon kayu putih, untuk mengenang peristiwa selesai perang Sungkung pada tahun 1883. Ditanam atas perintah sultan dan Pangima Daud dan Panglima Bakar.

Baca Selengkapnya ....

Pantai Pulau Datok

Posted by Unknown 0 komentar

Pantai Pulau Datok


Pantai Pulau Datok adalah salah satu taman wisata alam yang ramai dikunjungi. Pada saat liburan kawasan ini tergolong ramai bahkan dapat disebut sebagai tempat wisata nomor satu yang banyak pengunjungnya. Tiap tahun wisata pantai ini menyedot ribuan pengunjung yang datang dari berbagai kecamatan di Wilayah Kabupaten Ketapang.


Pantai yang terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) ini memiliki panorama alam yang indah. Perpaduan antara pantai dan bukit, serta teluk merupakan tempat yang ideal untuk pariwisata. Letaknya juga tidak begitu jauh, hanya 86 Km dari Kota Ketapang. Jalan menuju pantai ini relatif baik, sehingga dapat dilalui oleh kendaraan umum, sepeda motor bahkan juga melalui kendaraan air. Bila anda dari kota Pontianak dapat menuju kawasan ini menggunakan speed boat dari "Rasau Jaya" ke Telok Melano, baru kemudian menggantinya dengan perjalanan darat sekitar 30 Km. Speed Boat ini tersedia setiap hari dengan tarif 50-60 ribu rupiah, tiap jam 9 dan jam 11 dari pelabuhan Speed Rasau jaya. Selain itu juga dapat melalui Kota Ketapang dengan menggunakan Pesawat udara 56 menit atau kapal cepat ekpres 6 jam menuju kota Ketapang. Baru dilanjutkan ke Sukadana yang dapat ditempuh dengan waktu 2 jam. Perjalanan ke daerah ini akan melalui desa-desa disepanjang pantai Kota Ketapang.

Bulan Desember sampai Januari merupakan saat yang tepat bagi para pelancong untuk mengunjungi kota tertua di Kalbar ini. Karena pada bulan tersebut daerah ini sedang panen durian. Tiap panen besar dihasilkan 200- 400 ton dodol durian asal daerah ini. Durian asli dari daerah ini mempunyai aneka corak dan ragam rasanya. Selain itu keanekaragaman varitasnya (Variant) juga banyak, sehingga cocok untuk para ilmuawan yang akan meneliti buah durian di kawasan ini. Tak hanya durian, monyet, hewan dan orang hutan (Pongo pygmeus) pada saat panen durian juga datang ke kebun kebun buah pada siang hari, sehingga saat ini juga merupakan saat yang tepat untuk meneliti perilaku satwa orang hutan.

Untuk mendukung pelancong ke daerah ini pemerintah juga telah memperbaiki sarana jalan dan fasilitas pendukung lainnya. Juga penginapan berupa Home stay yang dikelola oleh masyarakat juga merupakan rencana yang akan dikembangkan pemerintah. Dengan adanya Home stay ini partisipasi masyarakat akan muncul, sehingga merupakan pendapatan baru bagi mereka. Selain wisata pantai, eco tourism juga mempunyai prospek di daerah ini.

Pantai di Kecamatan Sukadana ini merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Palung. Kenekargaman hayati (biodiversiti) di kawasan ini juga terkenal di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya ....

Wisata Air Terjun Riam Marasap Sambas

Posted by Unknown 0 komentar
Air Terjun Meriam Merasap merupakan potensi wisata alam di daerah perbatasan di Kabupaten Sambas yang masih belum dikelola secara maksimal.

Air Terjun Riam Merasap persisnya terletak di wilayah Kecamatan Sajingan Besar dan berbatasan langsung antara Indonesia dan Malaysia.

Dari pusat kota Sambas menuju lokasi air terjun Riam Merasap berjarak 82 Kilometer (KM). Untuk ke lokasi  bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.  "Sementara dari Malaysia untuk menikmati air terjun ini, dari titik nol perbatasan hanya menempuh jarak 10 km," kata Randa, pengurus saluran air Bersih Riam Merasap ke pemukiman masyarakat kepada Equator beberapa bulan yang lalu.  

Kecamatan Sajingan merupakan wilayah perbatasan Aruk (Indonesia) dan Biawak (Malaysia), maka tidak heran kalau melihat warga jiran sering menikmati kesejukan Air Terjun dua tingkat yang berketinggian 20 meter dengan lebar 8 meter ini. Setiap hari Minggu pasti ada saja warga Malaysia yang datang ke Air Terjun Riam Merasap, baik dari Biawak, Lunduk dan Sematan.

Banyaknya warga Malaysia yang menikmati air terjun, dikarenakan jarak dari titik nol perbatasan Indonesia dan Malaysia menuju ke lokasi Air Terjun Riam Merasap hanya berjarak 10 km saja, sementara dari jalan raya Sajingan berjalan kaki menuju lokasi air terjun riam merasap hanya berjarak 2 km. “Itupun satu kilonya bisa menggunakan kendaraan roda dua," jelas Randa.

Menurut randa, 90 persen masyarakat Kecamatan Sajingan Besar sudah memanfaatkan potensi air terjun tersebut.

Setiap rumah yang dialiri air bersih ini kita kenakan biaya Rp 2000 perbulannya, itupun untuk mengganti pipa yang pecah, sementara 10 persen warga yang tidak menggunakan air bersih ini dikarenakan tinggalnya di wilayah tepian sungai air terjun Riam Merasap.

Objek Wisata Riam Merasap ini sangat menarik untuk dinikmati. Jika ada yang berminat ke lokasi air terjun Riam Merasap, harus rela menempuh perjalanan 82 KM dengan menggunakan kendaraan dan harus rela berjalan kaki selama 2 KM untuk tiba di lokasi air terjun.

Sementara selama perjalanan dari Kota Sambas melintasi jalan aspal hingga Kecamatan Galing, setelah itu melintasi jalan negara yang masih dalam proses pengerjaan (pengerasan).

Dijelaskan Randa, untuk masuk dan menikmati keindahan air terjun Riam Merasap tidak dipungut bayaran, karena lokasi air terjun yang masih alami ini belum dikelola penuh oleh Pemerintah Kabupaten Sambas. Tetapi, wisatawan harus membawa perbekalan makan dan minum selama menikmati air terjun. “Karena di lokasi air terjun ini tidak ada warga atau masyarakat setempat yang berjualan,“ papar Randa.

Selain memiliki potensi air terjun Riam Merasap, Kecamatan Sajingan juga memiliki objek wisata Air Terjun Riam Naik Kubik dengan ketinggian 8 m, Jarak tempuh dari Kecamatan sajingan 15 km, Air Terjun Riam Pencarek ketinggian 80 m dengan jarak tempuh 17 km dan Air Terjun Riam Cagat berketinggian 100 M dengan jarak tempuh 9 km dengan berjalan kaki menyisir hutan yang masih alami. Selain air terjun, Kecamatan Sajingan juga memiliki Goa Alam Santok. Terang Randa. (*)

Baca Selengkapnya ....

Wisata Pantai Selimpai Sambas

Posted by Unknown 0 komentar

Pantai Selimpai
Adalah salah satu tujuan wisata terletak di desa Sebubus Kec. Paloh. Lebih kurang 7 km dari ibukota kecamatan, merupakan pantai yang indah dan menarik yang mempunyai pasir putih, kita juga dapat menikmati melihat matahari terbenam.



Selimpai Beach is one of the tourism destinations which lies on Sebubus village, Paloh district at least 7 km away from the capital district. It is a beautiful and interesting beach which has white Sand we can see the sunset in the afternoon in this area.

Baca Selengkapnya ....

Wisata Pantai Tanjung Batu Sambas

Posted by Unknown 0 komentar
Adalah salah satu tujuan wisata di kec Pemangkat ± 47 km dari jantung ibukota kab. Sambas. Tempat yang indah nan sangat menarik untuk memancing, kita juga dapat menikmati matahari terbenam di waktu sore, di daerah ini tersedia Hotel, Restoran, café dll.
Batu Cape Beach is one of tourism destination in pemangkat district at least 47 km from the heart of Sambas Regency’s beautiful and very exciting for fishing , also enjoy the sunset in the afternoon in this area it is a cape which covered of 7,5 hectares, locations Pemangkat city ± 47 km from Sambas Regency.

Baca Selengkapnya ....

Wisata Pantai Sinam Sambas

Posted by Unknown 0 komentar
Salah satu tujuan wisata yang terletak dipinggir kota Pemangkat ± 47 km ibukota Kab. Sambas, ada café, restoran. Kita dapat menikmati matahari terbenam serta dapat dicapai dengan banyak jenis kendaraan.

Sinam Beach is one of tourism destination which lies on the surburb of Pemangkat city at least 47 km from of Sambas Regency’s they are available accommodations here such as cafeteria restaurant and hotel, we can enjoy the sunset in this place reached by any kind of vehicles.

Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of Wisata Borneo.